Selamat datang di blog Zainal Masri- semoga ada manfaatnya dan bernilai Ibadah disisi Nya serta menjadi cemety buat generasi yang akan datang.Amiin ya Rabbal 'Alamiin. Blog ini berisi tentang serba-serbi my prestasi-prestasi yang pernah diraih,, harapan: galilah potensi kita menjadi prestasi” jangan pernah berhenti melakukan aktifitas-aktifitas positif untuk mengukir prestasi ..Allah menciptakan manusia dengan sempurna, Allah memberi banyak potensi/kemampuan. Tugas kita adalah: mencari-menggali-menemukan-menmgembangkan dan meningkatkan kemampuan diri tersebut. Moment adalah peluang yang diberikan Allah kepada kita untuk maju, Allah tidak pernah memberi amanah/beban yang kita tidak mampu. Sukses/takdir baik diberikan kepada mereka yang optimis. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat di antara manusia lainnya. Yakinlah Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-nya. Doa adalah senjata kita yang paling Ampun. Usaha-Ikhtiar-Do,a. Kalau sabar menunggu masa, Insyaallah..��☕☕☕

Minggu, 05 April 2020

Penyakit Pemuda Muslim:

1. Lemahnya Iman


Sesungguhnya, antara hamba dan Tuhannya, terdapat suatu tali yang tidak pernah terputus, sementara tali yang meng-
hubungkan antara sesama manusia sering putus.

Suatu ketika, ada beberapa sahabat yang mengadakan perjalanan bersama Rasulullah saw. Dalam perjalanan itu, para
sahabat bertanya kepada Rasulullah,"Wahai Rasul, apakah Tuhan kita dekat sehingga cukup berbisik dengan-Nya, ataukah Tuhan
kita jauh sehingga mesti memanggil-Nya?

Karena itu, Allah swt. menurunkan firman-Nya,

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentan8 Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang mendoa, apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (al-Baqarah [2}: 186)

Seorang hamba hendaknya selalu mengangkat kedua tangannya
kepada Allah swt., hingga Dia mendengar dan mengabulkan doanya.

Hubungan hamba dengan Allah dapat melalui berbagai macam ibadah, di antaranya yang paling agung adalah shalat.

Shalat disebut juga dengan shalah (hubungan), karena dapat
menghubungkan hamba dan Tuhannya.

Seorang hamba yang saleh berkata, "Selamat atasmu, wahai anak Adam. Siramkanlah air dingin untuk berwudhu dan masuk ke
rumah Allah swt." Di "rumah inilah para penguasa dan rakyat berkumpul. Begitu pula pedagang dan orang miskin. Mereka
berkumpul untuk mendengar pembicaraan seorang pemimpin yang menyerukan kewajiban syariat kepada Allah swt.

Di antara bentuk hubungan hamba dengan Allah adalah doa. Inilah yang sudah hilang dari kita. Kita harus selalu mengangkat
tangan untuk berdoa kepada Allah swt. yang Maha Esa. Sesungguhnya, Allah swt. senang terhadap hamba-Nya yang sering8
meminta kepada-Nya, dan murka jika tidak dipinta. Berbeda dengan manusia, jika diminta ia akan marah. Seseorang jika sering dimintai sesuatu, maka dia akan semakin marah. Sedangkan Allah, semakin kita sering meminta kepada-Nya, semakin Dia cinta pada kita.

2. Tidak Percaya Diri, terlalu menyalahkan diri

Banyak pemuda yang insaf setelah berbuat kemaksiatan. Kita semua pernah berbuat kesalahan, tetapi sebaik-baik orang yang
berbuat salah adalah yang bertobat. Tobat senantiasa terbuka hingga matahari terbit dari sebelah barat.

Terkadang, pemuda yang telah insaf dari perbuatan maksiat dan mungkar, dia menghukum dan menyalahkan diri sendiri,
sehingga menganggap dirinya hina dan tidak layak untuk berbuat kebaikan.

Jika dikatakan kepada pemuda tersebut, "Kenapa kamu tidak menjadi dai, penceramah atau orang yang memberikan nasihat?" Pemuda itu menjawab, "Saya?! Yang pernah berbuat kemak
siatan pada masa lalu akan memimpin umat?! Saya tidak sanggup, pergilah kepada orang lain!"

Pemuda ini akan terus menyalahkan dirinya, sampai dia rela dengan kehinaan, dan puas dengan keterpurukan. Dalam hidup
bermasyarakat atau dakwah dia tidak memiliki peran apa pun.
Hidupnya apatis disebabkan rasa tidak berharga yang menghinggapi dirinya.

3. Tidak sabar
Kurang bersabar dalam menghadapi godaan.
Sekarang ini, kita dihadapkan dengan musuh-musuh yang tidak terkira jumlahnya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt.

Bandingkan antara pemuda yang hidup pada masa sahabat,
dengan pemuda yang hidup pada abad lima belas Hijriah, yaitu
masa kita sekarang

Pemuda masa sahabat yang tinggal di Madinah dan hidup
bersama Rasulullah saw., tetangganya adalah Abu Bakar, Umar,
Utsman, Ali, Abu Hurairah, Hasan bin Tsabit, Ubay bin Ka'ab, dan
Mu'adz bin Jabal. Penceramah dan imamnya dalam shalat adalah
Muhammad saw. Jibril turun siang dan malam membawa wahyu.

Sedang nmasyarakatnya pada waktu itu kebanyakan cinta kepada
Allah swt., Kasul-Nya dan hari Kiamat. Tidak banyak godaan dan

syahwat yang mengganggu keimanannya.

Adapun pemuda yang hidup di masa sekarang adalah pemuda
yang hidup setelah terputusnya wahyu dan jauh dari ulama
salafush-shalih. Pemuda tersebut bertetangga dengan beraneka

ragam kalangan dan pemikiran.

Pemuda ini hidup dalam sebuah masyarakat, di mana di antara
mereka ada yang mengejek agama dengan terang-terangan,
merendahkannya, atau memakinya. Dia dihadapkan dengan
berbagai majalah, gambar dan video porno yang dapat meng
hancurkan moral. Juga lagu yang sesat, waktu yang terbuang, dan
teman-teman yangjahat. Dalam masyarakat tersebut ada pula yang
menyembah berhala, menuhankan materi, zindiq, berpaham sekuler dan lain-lain.

Bila melihat fenomena demikian, bagaimana dia bisa selamat?
Ini adalah pertarungan yang menakutkan. Tidak ada pilihan lain,
kecuali menghadapi semua ini dengan sabar, khususnya bagi

generasi muda.

Allah swt. berfirman,

"Dan Kami jadikan di antara mereka itu peminmpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kanmi ketika mereka bersabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (as-Sajadah (32]:24)

Ketahuilah bahwa kemenangan itu diperoleh dengan kesabaran,
dan kesabaran tersembunyi pada mata yang senantiasa tertunduk

4. mudah putus asa

Banyak di antara pemuda yang putus asa terhadap keadaan
masyarakat.

Jika dikatakan kepada sebagian mereka, "Kenapa kamu tidak
berdakwah kepada tetanggamu?

Pemuda itu menjawab, "Mereka tidak bisa diperbaiki, tidak ada
gunanya.

Jika ditanya, "Kalau begitu, dekati saja mereka dengan baik
baik."

Pemuda itu berkata, "Tidak. Biarkan saja mereka. Tidak usah
menyibukkan diri dengan mereka. Mereka adalah orang-orang
yang sudah ditutup hati, pendengaran, dan penglihatannya oleh
Allah swt."

Ada juga sebagian pemuda yang menyampaikan dakwah. Akan
tetapi, begitu tidak ada orang yang meresponss dakwahnya, dia
mengucapkan kata-kata yang keras, seperti, "Semoga Allah swt.
membinasakan kalian."

Kata-kata seperti ini tidak ada dalam kamus Nabi Muhammad
saw. yang dikatakan oleh Allah swt.,

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."
(al-Qalam [68]: 4)
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar