Menyikapi Corona, Apa yang perlu kita Perbuat??
Saya Kutip Himbauan Dari Bapak Prof.Dr.Duski Samad, Guru Besar UIN IB Padang, mengingatkan bahwa Agama sebagai pedoman dan panduan hidup kita memberikan beberapa penjelasan penting terkait soal-soal yang sangat kursial ini.
Pertama:
Apapun bentuk kejadian apakah itu musibah, bencana, apakah itu penyakit seperti Corona seperti kekhawatiran kita sekarang ini.
Sikap yang pertama kita adalah harus meyakini bahwa peristiwa seperti ini ada rahasia Ilahi di baliknya. Jadi karena ada rahasia Nya, kita harus mencari, dan menggali apa hikmah dibalik itu dan menyerah kan persoalan ini kepada Nya sebagai sebuah keyakinan iman kita. Begitu firman Nya Dalam Attaubah : 51
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".
Kedua:
Kita mengajak diri kita, keluarga dan masyarakat kita untuk menyiapkan diri, menghindar dari hal-hal yang akan mendatangkan musibah yang dapat mengancam diri kita. Dalam bahasa agama disebut juga dengan Ikhtiar sepenuh hati.
Bagaimana caranya berikhtiar yang baik??
Oleh pemerintah dihimbau jangan panik, jangan takutnya berlebihan, kalau kita tidak mengetahui persis ada atau tidaknya wabah tersebut.
Cara yang paling baik itu sesuai dengan saran Alquran Qs. Annahal: 43:
فسا لوأَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
... bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
Jadi, Belajarlah, pahamilah apa yang dikatakan para Ahli. Artinya mengikuti prosedur, SOP yang sudah ditetapkan oleh Ahli Kesehatan dan diakui oleh Negara. Itu menjadi fardu 'ain. Maka Umat islam wajib membersihkan dirinya, cuci tangan, pakai masker, artinya wajib menjaga dirinya jangan sampai kena wabah yang membahayakan. Oleh karena itu ikutilah aturan sebagaimana dihimbau oleh Negara.
Ketiga
Bahwa ujian, cobaan adalah sebuah kenyataan hidup.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Salah satu ujian Nya adalah kecemasan, untuk mengatasinyanya disinilah perlunya arti penting agama.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun".
***
Kalau kita merujuk penjelasan tersebut, lalu kita berjiwa besar dalam mengambil pelajaran, maka kita tidak perlu panik, tetap waspada, hati-hati, dan kita terus berupaya meyakinkan diri, keluarga dan masyarakat kita bahwa Allah menguji kita. Oleh karena itu kita kembalikan kepada Nya.
Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Wallahu 'alam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar