Selamat datang di blog Zainal Masri- semoga ada manfaatnya dan bernilai Ibadah disisi Nya serta menjadi cemety buat generasi yang akan datang.Amiin ya Rabbal 'Alamiin. Blog ini berisi tentang serba-serbi my prestasi-prestasi yang pernah diraih,, harapan: galilah potensi kita menjadi prestasi” jangan pernah berhenti melakukan aktifitas-aktifitas positif untuk mengukir prestasi ..Allah menciptakan manusia dengan sempurna, Allah memberi banyak potensi/kemampuan. Tugas kita adalah: mencari-menggali-menemukan-menmgembangkan dan meningkatkan kemampuan diri tersebut. Moment adalah peluang yang diberikan Allah kepada kita untuk maju, Allah tidak pernah memberi amanah/beban yang kita tidak mampu. Sukses/takdir baik diberikan kepada mereka yang optimis. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat di antara manusia lainnya. Yakinlah Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-nya. Doa adalah senjata kita yang paling Ampun. Usaha-Ikhtiar-Do,a. Kalau sabar menunggu masa, Insyaallah..��☕☕☕

Minggu, 30 Juni 2024

MATERI PENDIDIKAN SEKS

Menurut Ayip Syafruddin lebih bersifat khusus dan sesuai dengans yariat Islam. Materi-materi tersebut meliputi pokok sebagai berikut;

1) Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak wanita.

2) Mengenalkan mahramnya.

3) Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata.

4) Mendidik agar tidak melakukan ikhtilat.

5) Mendidik agar tidak berkhalwat.

6) Mendidik agar anak tidak berjabat tangan/

bersalaman dengan lawan jenisnya yang bukan

mahram.

7) Mendidik etika berhias.

8) Mendidik cara berpakaian Islami.

9) Memisahkan tempat tidur.

10) Mengenalkan waktu berkunjung dan tata

tertibnya.

11) Mendidik agar menjaga kebersihan kelamin.

12) Khitan.

13) Ikhtilam.

14) Haid.

Sedangkan menurut Nasih Ulwan mengklasifikasikan pada usia anak dalam pemberian materi pendidikan seks;

1) 7-10 tahun, diajari tentang sopan santun masuk rumah dan sopan santun memandang.

2) 10-14 tahun, anak dijauhkan dari hal-hal yang

membangkitkan birahi.

3) 14-16 (usia remaja) anak diajari etika bergaul

dengan lawan jenis bila ia sudah matang untuk

menempuh perkawinan.

4) Setelah melewati usia remaja (usia pemuda) anak diajari etika menahan diri bila tidak mampu

kawin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar