Selamat datang di blog Zainal Masri- semoga ada manfaatnya dan bernilai Ibadah disisi Nya serta menjadi cemety buat generasi yang akan datang.Amiin ya Rabbal 'Alamiin. Blog ini berisi tentang serba-serbi my prestasi-prestasi yang pernah diraih,, harapan: galilah potensi kita menjadi prestasi” jangan pernah berhenti melakukan aktifitas-aktifitas positif untuk mengukir prestasi ..Allah menciptakan manusia dengan sempurna, Allah memberi banyak potensi/kemampuan. Tugas kita adalah: mencari-menggali-menemukan-menmgembangkan dan meningkatkan kemampuan diri tersebut. Moment adalah peluang yang diberikan Allah kepada kita untuk maju, Allah tidak pernah memberi amanah/beban yang kita tidak mampu. Sukses/takdir baik diberikan kepada mereka yang optimis. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat di antara manusia lainnya. Yakinlah Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-nya. Doa adalah senjata kita yang paling Ampun. Usaha-Ikhtiar-Do,a. Kalau sabar menunggu masa, Insyaallah..��☕☕☕

Selasa, 23 Februari 2021

Tauhid adalah dasar Pendidikan

 Kehilangan tempat bergantung.

Ketika Prof. Kohnstamm membuka tahun-peladjaran baru dari

Nutseminarium jang ia pimpin di Amsterdam beberapa tahun jang

lalu, dimulainja pidato-pembukaannja dengan memperingati se￾orang koleganja jang karib, Prof. Paul Ehrenfest, Guru-Besar da￾lam ilmu-fisika jang kebetulan baru meninggal dunia dengan tjara

jang amat mengedjutkan dunia wetenschap diwaktu itu.

Prof. Ehrenfest amat ditjintai oleh teman sedjawatnja sebagai

sahabat jang setia, dihormati dan disajangi oleh peladjar2 sebagai

pemimpin dan bapa dalam ilmu jang ia perdalami. Guru-Besar ter￾sebut telah meninggalkan dunia jang fana ini masuk kealam baka

dengan..., membunuh diri, setelah ia membunuh lebih dahulu se￾orang anaknja jang amat ditjintainja dan tunggal pula.

Siapakah jang tidak akan heran, terkedjut dan sedih mendengar

peristiwa itu ?

Paul Ehrenfest seorang terpeladjar. Seorang intelek dengan-arti

jang penuh. Ia berasal dari pamili jang baik2. Ia telah, mendapat

peladjaran dan didikan jang teratur menurut tjara didikan jang se￾baik2-nja jang ada ditempat kelahirannja. Otaknja jang amat ta￾djam itu telah menukik menggali rahasia ilmu jang dapat ditjapai

oleh manusia dizamannja pula. Dari seorang jang menerima ilmu,

ia telah sampai kepada deradjat seseorang jang mengupas, m e r e -

t a s dan m e n a r a h rahasia2 ilmu pengetahuan jang masih ter￾sembunji dan menjediakan buah penjelidikannja itu untuk dihidang￾kan kepada dunia luar, kepada orang banjak, dan perangkatan baru

jang akan menjambung dan meneruskan pekerdjaannja.

Tak pernah terdengar ia melakukan sesuatu pekerdjaan jang ter￾tjela. Pergaulannja selalu dengan orang baik2 pula. Achlaknja baik

penjajang dan disajangi.

Kenapakah sekarang ia melakukan sesuatu perbuatan jang lebih

buas dan ganas sifatnja dari perbuatan seorang pendjahat, mem￾bunuh anak sendiri, dan setelah itu membunuh dirinja pula ?
Tentu ada satu rahasia kehidupannja jang tidak diketahui orang
luar... !
Dari suatu surat jang ditinggalkannja untuk teman sedjawatnja
jang paling rapat, jakni Prof. Kohnstamm itu njatalah, bahwa per￾buatan jang menewaskan dua d jiwa itu bukan suatu pekerdjaan
terburu nafsu, melainkan suatu perbuatan jang telah difikir lama,
berasal dari suatu perdjuangan ruhani jang telah mendalam, jang
tak dapat diselesaikannja dengan lautan ilmu jang ada padanja itu.
Ternjatalah dari surat-nja bahwa mahaguru ini kehilangan ideal,
kehilangan tudjuan-hidup!
Didikan jang diterimanja dari ketjil, pergaulannja selama in de￾ngan orang kelilingnja, telah memberi bekas kepada djiwanja
bahwa tak ada jang lain, pokok dan tudjuan hidup jang sebenarnja,
selain dari wetenschap. Dikurbankannya segenap tenaganja, ditum￾pahkannja seluruh tjita2-nja kepada wetenschap, sampai ia mengin-
-djak tingkatan jang tinggi dalam ilmu-pengetahuan itu.
Tak ada jang- lebih baik dari wetenschap. Ta'k ada jang tersem￾bunji dibelakang wetenschap. Wetenschap diatas dari segalanja...!
Akan tetapi rupanja lambat-laun masih ada hadjat ruhani jang
tak dapat dipuaskan dengan wetenschap itu.
Semakin lama ia memperdalam ilmu, semakin hilang rasanja
tempat berpidjak. Apa jang kemarin masih benar, sekarang sudah
tak betul lagi. Apa jang betul sekarang, besok sudah -salah pula.
Demikian wetenschap !
Ruhaninja dahaga kepada suatu tempat berpegang jang teguh,
satu barang jang absolut, jang mutlak. Tempat menjangkutkan
sauh bila ditimpa gelombang kehidupan, tempat bernaung jang te￾duh, bila datang pantjaroba ruhani.
Semua ini tak mungkin diperdapatnja dengan se-mata2 berpuluh￾an dalil, ratusan aksioma dan hipotese jang diperolehnja dengan
wetenschap itu.
Ehrenfest mempunjai seorang anak jang amat ditjintainja. Ia
harap, bahwa anak inilah jang akan meneruskan pekerdjaannja,
menjambung tenaganja jang tentu pada suatu masa akan,habis
djuga.

Ditjobanja mendidik anaknja' itu dengan se-sempurna2 didikan.
Maklumlah anak seorang profesor.
Akan tetapi kenjataan, anak ini tidak pula sempurna otaknja.
Sebagai seorang profesor, sudah tak sjak lagi, tidak ia akan mem￾biarkan keadaan anaknja dengan begitu sadja. Uang tjukup pem￾bajar dokter. Kepintaran kedokteran tak kurang pula ditempat ke￾diamannja. Kalau tidak jang dekat, jang djauh mungkin diper￾hampirnja.
Tapi semua itu rupanja tidak berhasil!
Disaat jang demikian itulah rupanja terbit kemasgulan jang tak
terderita, timbul putus-asa jang menghantjurkan „iman".
Iri hati melihat orang dikelilingnja jang senantiasa aman dan
tenteram sanubarinja. Dapat diamankan dan ditenteramkan walau￾pun apa malapetaka jang menimpa.
Ingin hatinja hendak seperti orang itu, orang jang ada mempu￾njai tempat bergantung, ada mempunjai satu kejakinan dan pe￾gangan dalam hidupnja, jakni kejakinan jang dinamakan orang
„kepertjajaan agama".
Bagi Ehrenfest, ini tidak dapat ditjapainja !
Sebagai pelukiskan bagaimana keadaan batinnja pada waktu itu
ia menjatakan dalam salah satu suratnja kepada Prof. Kohnstamm.
„Mir fehlt das Gott Vertrauen. Religion ist notig. Aber wem sie
nicht moglich ist, der kann eben zugrunde gehen", — „]ang tak ada
pada saja, ialah kepertjajaan kepada Tuhan. Agama adalah perlu.
Tetapi barang siapa jang tidak mampu memiliki agama, ia mungkin
binasa lantaran itu, jakni bila ia tidak-bisa beragama".24)
Ruhnja berkehendak penjembahan kepada Tuhan akan tetapi
tidak diperdapatnja. Ia ingin dan rindu hendak mempunjai agama
akan tetapi tidak diperolehnya djalan ! Ini mendjadi satu azab jang
tak terderita olehnja... !
Jang amat mengharukan hati sahabat2-nja jang tinggal, ialah
„doa"-nja jang paling achir : „Moge Gott denen beistehen, die
ich jetzt so heftig verletze" — „Mudah2~an Tuhan akan menolong
kamu, jang amat aku lukai sekarang ini"!
Demikianlah gambar kebatinan seseorang jang pada lahirnja
boleh dinamakan „atheist" itu. Seseorang jang pada hakikatnja amat rindu untuk mempunjai Tuhan, tetapi tidak diperdapatnja dalam
hidupnja.
Se-olah2 dengan membunuh diri itu ia hendak mentjahari Tuhan
diseberang kubur, jakni diachirat dan supaja ia terlepas dari siksaan
ruhani jang dirasanja amat berat mengimpitnja didunia ini.
Kita bawakan peristiwa diatas ini akan djadi sedikit buah per￾menungan bagi kita semua. Moga2 djadi tjermin perbandingan !
Sebab kita jakin, bahwa diantara orang2 Barat ataupun diantara
kaum kita dinegeri kita disinipun, tidak akan mustahil pula adanja
terdjadi perdjuangan batin seperti jang diderita oleh mendiang
Prof. Ehrenfest itu. Jakni satu kerusakan batin jang pangkalnja
ialah pada kekurangan pimpinan ruhani diwaktu ketjil. Lantaran
ketinggalan memberikan makanan batin dalam didikan dan terlam￾pau tjondong kepada pendidikan jang bersifat intelektualistis se￾mata2. ,
Pendidikan jang demikian sebenarnja adalah mempertukarkan
alat dengan tudjuan. Itulah pendidikan jang ketinggalan dasar !
Mengenal Tuhan, men-tauhidkan Tuhan, mempertjajai dan me-j
n jerahkan diri kepada Tuhan, tak dapat tidak harus mendjadi dasar
bagi tiap2 pendidikan jang hendak diberikan kepada generasi jang
kita latih, djikalau kita sebagai guru ataupun sebagai ibu-bapa,
betul2 tjinta kepada anak2 jang telah dipetaruhkan Allah kepada
kita itu.
Meninggalkan dasar ini berarti melakukan satu kelalaian jang
amat besar, jang tidak kurang besar bahajanja dari pada berchianat
terhadap anak2 jang kita didik, walaupun sudah kita sempurnakan
makan dan minumnja dan telah kita tjukupkan pakaian dan per￾hiasannja serta sudah kita lengkapkan pula ilmu pengetahuan un￾tuk bekal hidupnja. Semua ini tak ada artinja apabila ketinggalan
memberikan dasar Ketuhanan seperti diterangkan diatas itu.
Wasiat seorang bapa :
Marilah sama2 kita dengarkan wasiat seorang bapa kepada anak￾nja jang sedang ia didik :
„Perhatikanlah tatkala Lukman berkata kepada anaknja jang se￾dang ia beri didikan : „Hai anakku, d janganlah engkau menjekutu￾kan Tuhan, sesungguhnja sjirk itu ialah sS-besar2 kezaliman".
„Dan Kami wasiatkan kepada manusia, — jang dikandung oleh ibunja dengan menderita kepajahan jang sangat, sambil memelihara
serta melatihnya dalam masa dua tahun —, berhubung dengan ke￾wadjibannja terhadap ibu bapanya itu : „Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua ibu bapamu!" (Q.s. Lukman : 13—14).
Demikian Lukman memberi tjontoh. Demikian Quranus-sjarif
memberi isjarat kepada tiap2 bapa jang mempunjai anak, memberi
tahu apakah jang paling dahulu harus ditanam dalam sanubari anak
jang masih muda dan mudah dibentuk itu. Ialah perhubungan si
anak dengan Tuhannja, supaja ada „tali'Allah" tempat ia bergan￾tung.
Perhubungan dengan manusia dan sesama machluk dapat diada￾kan kapan sadja waktunja. Akan tetapi perhubungan dengan Ilahi
tidaklah boleh di-nanti2-kan setelahnja besar atau berumur landjut.
Maka berbahagialah seorang anak apabila ia mempunjai seprang
bapa jang tahu menanamkan tauhid dalam sanubarinja sedari ketjil￾nja. Akan terpeliharalah ia dari pada malapetaka, karena senantiasa
ada perhubungan dengan Chalik jang mendjadikannja serta meng￾utamakan muamalah dengan sesama machluk. Itulah dua sjarat
jang lak dapat tidak harus dipakai supaja mendapat keselamatan
dan kebahagiaan-hidup, lahir1 dan batin.
„Malapetaka dan kehinaanlah yang akan menimpa mereka, di￾mana sadja mereka berada, ketjuali apabila mereka mempunjai per￾hubungan dengan Allah dan pertalian sesama manusia". (Qs. Al
'Imran : 112).
Tauhid dan Karaktervorming.
Marilah kita dengarkan pula pertjakapan seorang bapa dengan
seorang anaknja jang masih muda-remadja, tapi mempunjai watak
jang teguh dan luhur :
„Dan tatkala umurnya sudah landjut, berkatalah ia : „Hai anak￾ku, aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelih engkau;
bagaimanakah pendapatmu dalam hal ini T'
„Anaknja mendjawab : „Ja bapaku, kerdjakanlah apa jang telah
disuruh itu; sungguh2 akan bapa ketahui bahwa aku ini termasuk
dalam golongan orang2 jang teguh dan kuat kebatinannya!" (Q.s.
As-Saffat : 102).
Begitulah djawaban jang diutjapkan oleh seorang muda-remadja,
Ismail terhadap bapanja Ibrahim, tatkala mendengar bahwa bapa￾nja mendepat perintah dari Ilahi supaja menjembelih dia untuk di kurbankan. Sedikitpun hatinja tak berguntjang menghadapi akan
berpisah badan dengan njawa, bilamana memang kalau sudah be￾gitu kehendak dari Ilahi.
Ia berani hidup di-tengah2 dunia, jang kata orang penuh dengan
tipu-daja dan ketjewa, tapi iapun berani pula mati untuk memberi￾kan bakti-darmanja bagi kehakiman Ilahi di jaumilmahsjar. Lan￾taran hidup dan matinja telah diperuntukkannja bagi Allah Rabbul-
'alamin se-mata2.
Demikianlah hidup orang jang mempunjai pedoman.
Itulah buah didikan jang berdasarkan tauhid.

                       

                                       Dari Pedoman Masjarakat.
Rujukan: M. Natsir, Kapita Selekta, (Bandung, Sumup, 1961), h. 107-113

Senin, 22 Februari 2021

Pendidikan Tauhid

 Pendidikan tauhid merupakan salah satu pendidikan yang wajib diajarkan, bahkan merupakan pendidikan yang secara terus menerus harus diberikan. Pendidikan merupakan suatu proses dalam upaya mendewasakan manusia dengan melalui usaha pengajaran dan latihan agar terjadi perubahan baik sikap maupun perilaku seseorang maupun kelompok orang (Poerwodarminto, 2005). Dalam melakukan tugas-tugas mendidik, orang dewasa dapat melakukannya dengan memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka merubah sikap dan perilaku seseorang, sehingga nantinya produk yang mendapatkan pendidikan tersebut dapat menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah di bumi Allah swtini.


Pendidikan yang pertama dan utama yang harus diberikan kepada setiap insan adalah pendidikan tauhid, bahkan pendidikan tauhid ini harus secara berkesinambungan dan terus menerus diberikan kepada setiap manusia, agar konsistensi keimanan dalam diri dapat terus terjaga. Karena itu, pendidikan tauhid sangat dibutuhkan, bahkan dalam mengajarkan ilmu-ilmu lain hendaknya diintegrasikan dengannya. Secara ctimologi (bahasa) tauhid sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Munawwir, berasal dari kata kerja wahhada, yang maknanya adalah mengesakan, mengakui dan menyatakan Yang Maha Esa (Munawwir, 1989). Secara sederhana makna tauhid adalah pengakuan atau keyakinan seorang hamba terhadap keesahan Allah swt sebagai zat yang maha kuasa.


Sedangkan secara terminologi (istilah), tauhid merupakan keyakinan terhadap keesahan Allah swt, meyakini bahwa hanya terdapat satu tuhan, yaitu Allah swt. Tidak ada yang layak dipanggil (disebut) sebagi tuhan, melainkan hanya Allah swt semata. Semua selain dari Allah swt adalah makhluk dan tidak boleh terdapat kepercayaan yang merasuk dalam hati, bahwa selain Allah swt masih ada yang pantas untuk dijadikan tuhan sebagai tempat meminta dan berharap, jika masih terdapat ha1 tersebut meskipun sedikit saja maka harus dihilangkan (Badrie, 1984).

Pengertian tauhid lainnya adalah bahwa tauhid adalah  mengesakan  dan  meyakini  Allah  swt sebagai zat yang menciptakan, menguasai, dan mengatur  segala  bentuk  kehidupan.  Sehingga  hanya pada Allah swt saja seorang hamba wajib untuk meyembah dan meninggalkan segala  bentuk penyembahan selain dari penyembahan kepada Allah swt (Sukrilah, 2014). Dari beberapa pengertian (definisi) tauhid di atas, pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu mengesakan Allah swt,tidak 

menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan menyembah  hanya  dengan-Nya,  tidak  kepada  yang  lain. Ilmu yang membahas atau mempelajari mengenai  keesahan  Allah  swt,  disebut  dengan  tauhid. Ilmu tauhid di dalamnya membahas persoalan-persoalan yang terkait dengan keimanan terutama yang berhubungan dengan masalahkeesaan Allah swt.

Dalam Alquran banyak ayat-ayat yang menyebutkan serta menjelaskan akan  keesaan  Allah  swt, baik itu menyangkut keesaan wujud,  sifat-sifatnya  maupun  perbuatan-Nya.  Adapun  di  antara  ayat- ayat yang mengindikasikan tentang tauhid antara lain: JS. at-Baqarah [2]: 163, JS. at-Baqarah [2]: 255, JS. at-Baqarah [2]: 133, JS. Hud [11]: 4, JS. Lukman [31]:13-15, JS. Yunus [10]: 101,JS.

az-Dzaariyat [51]: 21, Q_S. al-Ikhlas [112]: 1, JS.  a1-‘Imran [3]: 60, JS.  az-Zumar [39]: 62, JS.  an-

Nahl [16]:36, JS.  al-Mukminun [23]: 9, JS.  al-Hadid [57]: 3, Q_S. al-A’raf [7]: 191 dan banyak lagi

ayat dalam Alquran yang mengindikasikan makna tauhid.


Pendidikan tauhid merupakan suatu proses pemberian bimbingan, pengajaran dan latihan terhadap seseorang agar diharapkan memiliki keyakinan yang kuat dan kokoh terhadap  Allah  swt,  sebagai satu-satunya tuhan yang disembahnya (M. Yusran  Asmuni,  1993).  Dengan  demikian, pendidikan tauhid merupakan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang di dalamnya bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai tauhid, yang diberikan oleh orang dewasa sebagai proses perubahan baik sikap maupun tingkah laku pada diri seseorang ataupun kelompok orang, agar nantinya memiliki keyakinan yang kuat dan kokoh terhadap keberadaan Allah swt sebagai satu-satunya zat yang layak disembah dandipuji.


Dalam memberikan pendidikan tauhid sebaiknya tidak hanya dilakukan secara lisan dan tulisan saja, akan tetapi dalam pembimbingan tauhid ha1 yang terpenting adalah dengan sikap dan tingkah laku. Memberikan pendidikan tauhid harus dimulai sejak anak masih berusia dini, bahkan pendidikan tauhid diberikan sejak anak masih di dalam kandungan. Sebab pada dasarnya, sebelum manusia dilahirkan Allah swt telah memberikan pendidikan tauhid kepada manusia, dengan mengadakan dialogdenganruhtentangsiapatuhan.HalinisebagaimanainformasidalamAlquransurata1-‘Araf [7]:172.


Dalam mendidik tauhid seorang pendidik harus memahami ruang lingkup dalam tauhid tersebut.

Adapun ruang lingkup tauhid yang harus dipahami, di antaranya adalah:




Tauhid Rububiyah


Kata rabb secara etimologis memiliki banyak makna, di antaranya mengembangkan, menumbuhkan, mendidik, memelihara, memperbaiki, menanggung, mempersiapkan, penguasa, memimpin, mengatur dan lain sebagainya (Ilyas, 2007). Tauhid rububiyah secara terminologi dapat diartikan dengan seorang hamba mengesakan allah swt dari segala perbuatannya, dengan meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya penguasa, pencipta, pemelihara, dan pengatur segala alam semesta.

Dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang berbicara mengenai tauhid rububiyah antara lain: QS. al-Fatihah [1]: 2, QS. an-Nass [114]: 1, QS. a1-An’am [6]: 164, dan banyak lagi ayat-ayat lain dalam alquran yang berbicara mengenai tauhid rububiyah. Dengan demikian materi mengenai tauhid rububiyah, yaitu pengenalan mengenai kewajiban seorang hamba dalam mengesakan Allah swt dari segala perbuatannya, dengan meyakini bahwa Allah swt itu sebagai satu-satunya penguasa, pencipta, pemelihara, dan pengatur segala alam semesta. Karena itu, dalam melakukan pendidikan tauhid maka seorang pendidik harus berusaha agar peserta didiknya mengimani bahwa hanya Allah swt satu- satunya al-khalik (pencipta), at-malik (penguasa) dan al-mudabbir (pengatur kehidupan seluruh makhluk.




Tauhid Uluhiyah


Tauhid uluhiyah merupakan suatu perbuatan pengesahan Allah swt dalam bentuk segala ibadah yang diperbolehkan olehnya. Maka seorang hamba yang bertauhid dengan tauhid uluhiyah ini akan menjalankan segala ibadah melainkan hanya untuk Allah swt semata. Materi tentang tauhid uluhiyah, yaitu pengenalan mengenai seorang hamba tentang kewajiban beribadah hanya kepada Allah swt saja, serta tidak boleh melakukan peribadatan dan melakukan penyembahan kecuali hanya pada Allah swt saja. Dengan demikian, ibadah salat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah lain jika dilakukan bukan semata-mata karena Allah swt atau dilakukan untuk selain Allah swt, maka ibadah tersebut haram untuk dilakukan.


Dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang berbicara  mengenai  tauhid  uluhiyah  antara  lain QS. an-Nahl [16]: 36, JS. az-Zumar [39]: 11, JS. a1-A’raf [7]: 65, 73 dan 85, serta banyak lagiayat

yang bercerita tentang tauhid uluhiyah. Dengan demikian, dalam mendidik tauhid maka seorang pendidik harus menanamkan kepada yang dididiknya terhadap prinsip dalam tauhid uluhiyah, yaitu melakukan penyembahanhanyaterhadapAllahswtsaja,tidakmelakukan penyembahankepadaselain Allahswt.


Tauhid al—Asma’ was—Shifat


fi/-fiimn’ memiliki makna yaitu nama-nama,  sedangkan  as-Shifat  memiliki  makna  yaitu  sifat- sifat. Allah swt memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang menunjukkan ke-Mahakuasaan Allah swt. Terdapat dua metode dalam mengamalkan tauhid al-Asma’ was-Shifat, antara  lain:  Pertama,  Itsbat adalah mengimani bahwa hanya Allah swt yang memiliki a1-Asma’was-Shifat yang menunjukkan ke- Mahakuasaan dari Allah swt. Seperti, Allah maha melihat dan mendengar. Kedua, Nafyu adalah menafikkan segala al-Asma’ was-Shifat yang menunjukkan ketidak sempurnaan Allah swt. Seperti, menolak adanya makhluk yang serupa atau sama dengan Allahswt.

Dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang berbicara mengenai tauhid al-Asma’ was-Shifat, antara lain: JS. at-‘Araf [7]: 180.

Nama-nama dan sifat-sifat Allah swt, lebih dikenal dengan sebutan Asmaul Husna. Dalam mendidik tauhid seorang pendidik harus memiliki tujuan akhir yaitu peserta didiknya harus meyakini terhadap kemahakuasaan Allah terhadap segala yang disebutkan pada nama-nama dan sifat-sifat allah dan peserta didik juga mampu menteladani sifat sebagaimana sifat Allah swt yang terkandung dalam asmaul husna.




Metode Pendidikan Tauhid dalamAlquran


Metode merupakan langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam bahasa Arab, metode disebut juga dengan Thariqah, yang artinya jalan (Ramayulis, 2006). Jika dikaitkan dengan pendidikan maka metode merupakan suatu cara yang dipergunakan oleh pendidik saat terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan untuk membelajarkan peserta didik. Adapun metode yang digunakan untuk melakukan pendidikan tauhid dalam Alquran, di antaranya adalah:


PENDIDIKAN TAUHD DALAM AL-@URAN






Metode Inquiry

206



Metode inquiry merupakan salah satu metode mengajar yang memiliki makna mengadakan penyelidikan dan melakukan pemeriksaan. Metode ini sebenarnya telah diisyaratkan dalam Alquran terutama dalam pengajaran tauhid. Metode ini sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ketika mencari tuhan. Ketika Ibrahim ingin mencari kebenaran mengenai siapa tuhan sebenarnya, maka Ibrahim melakukan penyelidikan, dengan melihat, mengamati dan menganalisis segala sesuatu yang ada disekitarnya. Nabi Ibrahim awalnya melihat berhala, akan tetapi dalam penyelidikan dan pengamatanya secara logika berhala atau patung buatan ayahnya bukanlah tuhan. Kemudian ia melihat di malam hari bintang yang indah, akan tetapi dalam pengamatan dan penyelidikannya bintang bukan juga tuhan. Kemudian ia melihat bulan dan matahari, akan tetapi juga sama dalam pengamatan dan penyelidikannya bulan dan matahari juga bukan tuhan. Maka dalam proses pengamatan dan penyelidikan tersebut, sampailah pada titik kepercayaan bahwa ada yang menciptakan bintang, bulan dan matahari, yaitu Allahswt.

Dengan demikian, melalui proses proses pengamatan dan penyelidikan terhadap alam semesta (ayat kauniyah) akan dapat menyampaikan seseorang pada pengetahuan akan adanya Allah swt. Bahkan Allah swt pada surat ali-Imran ayat 90, menyebutkan bahwa pada penciptaan alam semesta di dalamnya terdapat tanda-tanda adanya Allah bagi orang-orang yang berakal (Kementrian Agama RI, 2007). Karena itu, bagi orang-orang yang berakal menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah swt akan menambah dan memperkuat ketauhidannya kepada Allah swt.

Sumber: MISYKAT AL-ANWARJURNAL KAJIAN ISLAM DAN MASYARAKAT VOLUME 30,NO 2, 2019


Negara kita adalah negara yang berketuhanan yang Maha Esa (sila pertama pancasila). Artinya, negara RI memberi penghormatan tinggi kepada kehidupan beragama kepada semua agama. Memberi tempat yang baik kepada nilai-nilai keagamaan di dalam peraturan perundangan. Tidak boleh ada UU yang bertentangan dengan nilai agama. Hari besar agama banyak kita jadikan sebagai hari besar dan hari libur (kantor) nasional.


Karena itu, kita menganggap bahwa Indonesia adalah negara religius. Selanjutnya kita menganggap bahwa orang Indonesia itu dengan sendirinya (secara otomatis) juga religius, yaitu manusia yang

bertuhan. Buktinya setiap tahun jumlah orang yang pergi haji dari

Indonesia adalah yang terbanyak sedunia. Jumlah yang pergi umrah

juga banyak. Rumah ibadah bertambah terus setiap tahun. Suasana ramadhan selalu semarak dengan aktivitas keagamaan.


Tetapi kita juga melihat kenyataan bahwa Indonesia adalah negara

yang termasuk tertinggi prestasinya dalam korupsi. Indeks Persepsi

Korupsi yang dikeluarkan Transparansi Internasional Indonesia tahun

2007 lebih buruk dibanding tahun 2006, dan termasuk yang terjelek di

dunia. Jenis korupsinya pun beraneka ragam, pelakunya banyak sekali

dan dari berbagai kalangan. Ada yang melakukannya sendiri-sendiri

ada juga yang berjamaah. Yang menarik, tidak banyak pelaku yang

dihukum, apalagi yang tingkat tinggi dan jumlah korupsinya besar

(kelas kakap). Korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan itu akhirnya

membuat banyak anak bangsa hidup miskin ditengah sumber daya alam yang kaya raya. Tidak jarang di antara kaum lemah yang termiskinkan itu yang akhimya meninggal dunia karena kurang gizi atau sakit dan

tidak kunjung mendapat pengobatan yang layak.


Dua cendekiawan Islam mernyatakan bahwa pendidikan agama (Islam) gagal. Musdah Mulia menyatakan hal itu (Suara

Pembaruan 21/12/09) berkaitan dengan pembakaran gereja di Bekasi

(17/12/09). Haidar Bagir dalam majalah Tempo (21-27/12/09) menyatakan


hal itu dikaitkan dengan kenyataan masih maraknva praktek korupsi.


Seorang kawan menanyakan kepada saya mengapa ada santri

pesantren di Jombang yang tewas karena dikroyok oleh kawan-

kawannya? Tersirat bahwa pertanyaan kawan itu juga mengandung

sinyalemen atau gugatan bahwa pendidikan agama (Islam) telah gagal.

Musdah Mulia menyatakan bahwa orang tua, masyarakat,

keluarga, tokoh agama dan pemerintah tidak mengajarkan agama secara

seluas-luasnya sehingga solidaritas antar umat beragama tidak terjalin

dan berakibat sektarianisme masih terjadi. Apabila gereja dirusak, maka

umat agama lain merasa bahwa itu bukan urusan mereka, padahal itu


adalah urusan bersama.


Haidar Bagir menyatakan bahwa keislaman kita lebih pada urusan

legal formalistik ketimbang pada pemikiran dan akhlak. Bagi Haidar,

agama adalah akhlak. Puncak keberagamaan seseorang bukan dinila

dari ibadah atau dari akhlak. Dia tidak mengatakan bahwa akidah tidak

nting, tetapi mengukur kuat-tidaknya akidah seseorang itu harus dari

Kalau orang keras dalam beriIslam tapi masih menenggang Korupsi, pasti akidahnya tidak benar.

Salahudin Wahid, Berguru pada Realitas Refleksi menuju Indonesia bermartabat, (UIN Maliki Press, 2011), h.115








Sabtu, 20 Februari 2021

Sikap-sikap yang tidak jarang dilakukan Istri terhadap suaminya

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, tidak jarang seorang istri acap kali tanpa sadari melakukan tindakan terhadap suaminya, bahkan menganggap sikap tersebut adalah hal biasa saja.

Dalam sebuah artikel pernah penulis baca, ada  10 daftar dosa yang paling sering dilakukan oleh wanita kepada suaminya.

1. Menyepelekan kebaikan suami

Berdasarkan terjemahan satu hadits, Rasulullah bersabda " Diperlihatkan Neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur.”

Para Shahabat bertanya: “Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?”

Rasul menjawab: “(Tidak), mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sekalipun.’”

2. Tidak menghormati keluarga suami

Jika Seorang suami berlaku lembut pada istrinya, namun demikian istri pun wajib bersikap lembut pada keluarga suami, terutama kedua orangtua suami. Jangan sampai istri memonopoli suaminya sehingga bahkan ibu dan bapaknya sendiri tak bisa mendapatkan hak mereka terhadap anak laki-lakinya.

Dalam sebuah terjemahan hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?”

Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim)

Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan: Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Saw, ia berkata, “Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan (meminta) harta saya itu?

Rasulullah menjawab, “Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu”. (HR. Ibnu Majah dan At- Thabrani).

 3. Keluar rumah tanpa izin suami

Termasuk berpergian jauh tanpa ditemani oleh mahramnya.

“Seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali bersama mahram."

Hadits di atas menyangkut semua bentuk safar. Wallahu a’lam. (Syarh Muslim: 9/103, dengan sedikit perubahan)

4. Menolak ajakan suami berhubungan

Rasulullah saw bersabda: “Apabila laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian ia menolak untuk datang lalu laki-laki itu tidur semalam dalam keadaan marah kepadanya, maka ia dilaknat oleh malaikat hingga subuh.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).

5. Berias bukan untuk suami

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab: 33)

6. Mengungkit kebaikan dirinya terhadap suami

Tak sedikit istri yang mengungkit-ungkit kebaikan atau bahkan derajat dirinya di hadapan suaminya sehingga menyakiti dan merendahkan suaminya, hal ini merupakan perkara yang amat besar dosanya.

Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]

7. Membangkang terhadap suami (nusyuz)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Nusyuz adalah meninggalkan perintah suami, menentangnya dan membencinya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 24).

“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. An Nisa’: 34).

8. Menggugat cerai tanpa alasan syari

“Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa kondisi mendesak maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud no 2226, At-Turmudzi 1187).

10 Perbuatan Durhaka

Dosa besar lainnya yang kerap dilakukan seorang istri adalah perbuatan durhaka terhadap suami.

Durhaka sendiri tak sekedar melawan dan menentang suami secara terang-terangan.

Dikutip dari webmuslimah ada beberapa hal yang membuat seorang istri menjadi durhaka kepada suaminya.

1. Tak mau berterima kasih

Suami sudah menafkahi istri, mungkin tidak terlalu besar karena kemampuan suami segitu. Suami juga membantu istri dan men-support-nya.

Kadang ia memberikan hadiah. Namun istri tidak pernah berterima kasih. Hati-hati itu bisa jadi tanda istri durhaka.

2. Banyak mengeluh

Jika seorang istri sukanya mengeluh, apapun yang ia dapati dalam rumah tangga ia selalu mengeluh, itu bisa membuatnya menjadi istri durhaka.

Suami pulang malam karena lembur, mengeluh.

Suami pergi kerumah orang tuanya, mengeluh. Suami di rumah juga mengeluh. Belum punya anak mengeluh ingin punya anak, sudah punya anak mengeluh karena repot. Begitu seterusnya

3. Tak pernah puas

Tidak pernah merasa puas, tidak pernah merasa cukup juga merupakan tanda durhaka. Suami gajinya sekian tidak puas. Suami gajinya naik, belum juga puas.

Punya sepeda, tidak puas dan minta suami segera mengusahakan motor. Punya motor, tidak puas dan minta suami segera mengusahakan mobil. Bahkan urusan ranjang pun tidak puas.

4. Suka mengungkit

Di antara tanda istri durhaka, ia suka mengungkit. Baik mengungkit kesalahan suaminya di masa lalu ataupun mengungkit pemberiannya atau pemberian orang tuanya.

5. Suka memarahi suami

Tak selayaknya seorang istri memarahi suaminya. Namun, ada ternyata istri yang hanya karena hal sepele kemudian memarahi suaminya.

6. Mengghibah dan merendahkan suami

Ada kalanya istri tidak marah kepada suami, tapi ternyata ia membicarakan dan menjatuhkan martabat suaminya kepada keluarga, kakak dan adik-adiknya atau teman-temannya. Ini juga termasuk tanda durhaka dan penyebab rumah tangga hancur. 

Jangan Lupa, kalau seorang istri membicarakan aib suaminya kepada orang lain, siapapun orangnya, artinya ia telah merusak wibawa dirinya sendiri dan suaminya. 

Penulis kutip uraian Abdul Somad:

Renung-renungkanlah wahai para istri! Orang menghormati mu sebab kamu punya suami. Coba kalau suamimu tiada lagi bersama mu. Namamu berobah menjadi JANDA. 

Roma Irama mendendangkan: 

"Kalau sudah tiada baru terasa"...

Bagaimana orang akan menghormati mu kalau kau tak hormat. Adik-adikmu akan menyepelekan dia. Orangtua mu akan menjatuhkan harta martabatnya. 

Jadi sebagai istri, hendaklah meunjukan cintanya kepada suaminya, Andai ditengah keluarga mu dia menyepelekan suamimu

"Sayang sekali kamu ya, Kamu susah-susah kuliah dsb, dapat suami honor dan serba kekurangan" ujarnya.  Katakan padanya; jangan sepelekan suamiku, Bagaimanapun dia adalah tulang rusukku, dia adalah orang yang melindungi ku. Katakan begitu.

7. Membandingkan-bandingkan suami

Suka membanding-bandingkan suami dengan laki-laki lain, baik dari keluarganya maupun temannya, membuat seorang suami tersakiti.

Apalagi jika dulunya ia pernah pacaran lalu membandingkan suaminya dengan mantan pacarnya.

8. Membuka aib suami

Membuka aib suami, baik kepada sahabat dekatnya maupun kepada keluarga sendiri merupakan tanda istri durhaka.

Mungkin seorang wanita beralasan aib itu tidak akan tersebar karena ia hanya bercerita kepada beberapa orang yang ia percaya.

Jangan salah. Bisa jadi seseorang yang disangka bisa menjaga rahasia justru keceplosan dan akhirnya rahasia itu tersebar.

9. Mengintervensi suami

Suami seharusnya menjadi pemimpin rumah tangga. Namun ada kalanya seorang wanita karena merasa pendidikannya lebih tinggi, ia bekerja dengan gaji yang lebih besar, atau memiliki jabatan yang lebih tinggi, membuatnya merasa di atas suami. Akhirnya ia yang cenderung dominan mengatur suami.

10. Menyukai laki-laki lain

Meskipun tidak sampai selingkuh na’udzulillah- jika seorang wanita menyukai laki-laki lain dan membiarkan rasa itu berkembang, itu adalah tanda istri durhaka. Apalagi jika sudah dilanjutkan dengan komunikasi mesra melalui media sosial atau HP. *

Jumat, 12 Februari 2021

DZIKIR-MATERI KHUTBAH JUMAT DI MASJID BESAR ATTAUBAH (12022021)

Disusun Oleh: Zainal Masri

Qs. Albaqarah: 152

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Dari ayat ini, ada 2 hal yang dapat kita jadikan pelajaran:

1. Allah menyuruh kita untuk berdzikir kepada Nya.

2.  Allah menyuruh kita untuk bersyukur

Apa itu yang dikatakan dengan dzikir?

Dzikir kalau dari segi bahasa artinya mengingat dan menyebut-nyebut sesuatu. 

Adapun Yang diperintahkan itu mengingat dan menyebut-nyebut nama dan kebesaran Allah SWT.

Kaumuslimin jamaah jumat..

Kalau kita merujuk kedalam Alquran perintah untuk berdzikir itu bermacam-macam:

1. Bisa Dia katakan "Fazqurullah" disini yang diperintahkan untuk diingat adalah Allah.

2. wazakirhum bi ayyamillah "ingatkan mereka tentang hari-hari Allah. Dalam arti kata hari-hari dimana pada saat itu menonjol kebesaran Allah. Jadi contoh, mengingat tsunami itu termasuk dzikir.

3. Dzikir, bisa "wazzkuru nikmatallah"  mengingat nikmat Allah.

4. Belajar termasuk zikir, Karena orang yang punya pengetahuan dinamakan "ahluzzikir"  fas alu ahlazzikri"

Kaumuslimin jamaah jumat...

Jadi kita dituntut untuk berdzikir apalagi dzikir itu tidak punya tempat tidak punya waktu. Kalau salat ada waktunya, haji ada tempatnya. Tapi Dikir?? Kapan dimana saja.

  يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ

Berdiri, duduk,  berbaring, sambil tidur (Aliimbran:92)

Lalu apa manfaaatnya kita berzikir atau mengingat Allah ini?

Agar Allah membimbing hidup kita supaya Selamat dunia akhirat.

Kaumuslimin jamaah jumat rahimakumullah..

Dr. Suhairi Ilyas pernah berkata, Kita Hidup di dunia ini ibarat seseorang pilot yang akan menerbangkan pesawat. Setiap pilot yang akan menerbangkan pesawat, sebelum terbang mau tidak mau ia membuat komunikasi berhubungan dengan menara kontrol. Walaupun teknisi dan manajemen penerbangan mengatakan oke,  tapi kalau menara kontrol mengatakan tunggu dia harus tunggu. Nanti, Setelah menara kontrol mengatakan silahkan terbang dia baru boleh terbang. Nanti  dia harus selalu berkomunikasi dan mengikuti perintah menara kontrol. Disuruh nya pertinggi kecepatan, pertinggi. Disuruh nya ke kanan, ia harus ke kanan. Ke kiri ke kiri dan seterusnya. Selagi pilot tadi berkomunikasi mengikuti aba-aba menara kontrol insyaallah penerbangannya akan Selamat. Tapi apabila pilot tadi tidak berkomunikasi atau berkomunikasi tapi tidak mengikuti Aba-aba menara kontrol.  Pada umumnya disitulah terjadi kecelakaan atau jatuhnya pesawat terbang dimanapun di dunia ini.  Kita lebih kurang demikian juga. Selagi kita selalu berkomunikasi atau berhubungan dengan Allah. Maka Allah akan bimbing hidup kita Supaya Selamat.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ.

Kamu ingatlah aku, berkomunikasi lah dengan aku dalam setiap aktivitas ibadah mu. 

أَذْكُرْكُمْ

Aku ingat kamu,..

Aku ingat bukan sekedar ingat, karena Allah tidak pernah lupa. 

Tapi أَذْكُرْكُمْ

Artinya aku bimbing hidupmu supaya Selamat.  Aku belai kamu dengan belaian kasih sayang. 

وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Jangan kamu menjadi orang yang kufur nikmat, menerima nikmat Allah yang begitu banyak, tapi melupakan Allah SWT.

Demikian lah Kaumuslimin jamaah jum'at yang berbahagia, pentingnya kita berzikir kepada Allah SWT dalam setiap aktivitas positif yang kita lakukan.

Untuk itu marilah kita gunakan potensi keimanan kita untuk mengingat Nya Agar kita tidak  kufur nikmat dan agar tidak menjadi orang yang lupa diri dan lupa daratan. 

Senin, 01 Februari 2021

Tentang berkerudung & menutup aurat bagi kaum KRISTIANI dalam ALKITAB ___________________________

Pada umumnya di kalangan saudara kita kaum Kristen mungkin merasa kurang sejuk, untuk memakai kerudung atau jilbab. Karena dianggap menyalahi HAM (Hak Azasi Manusia), sehingga mereka cukup “risih” menampakkan lekuk-lekuk tubuh dibalik busana yang dikenakan bahkan ketika menghadiri kebaktian di gereja. Apakah ada kebanggaan tersendiri bila tubuh dinikmati oleh setiap mata yang memandangnya. 

Kalau kita merujuk kepada Alkitab sebagai buku pedoman dikalangan saudara-saudara kita kristiani, melarang memamerkan “mahkota” sebagai wanita Kristen:


1 KORONTIUS 11:5-6 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan di cukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka ia haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya. (LAI)


1 KORONTIUS 11:10 Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat. (LAI)


1 KORONTIUS 11:13 pertimbangkanlah sendiri: patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala ia tidak bertudung? (LAI)

Seharusnya kaum wanita dikalangan kaum Kristen meniru cara berpakaian Bunda Maria yang mengenakan kerudung dan gaun yang longgar berwarna gelap. Tapi bukan seperti kerudung atau tudung kepala yang digunakan biarawati atau suster-suster Katolik sebagai aksesoris di kepala. 

Bahkan Alkitab melarang menggunakan perhiasan emas dan mutiara. Dan diharuskan berpakaian sederhana.

1 TIMOTIUS 2:9-10 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah. (LAI)

Cara berpakaian menandakan karakter dan kepribadian seseorang, apakah dia seorang wanita murahan atau wanita yang taat? Sebab fungsi pakaian bukan sekedar sebagai pembungkus tubuh, tetapi berfungsi sebagai penutup aurat, sulit untuk bermaksyiat, dan tidak mengundang orang lain bermaksyiat.


MATIUS 5:27-29 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (LAI)


Rujukan: fbtulisan alishlah publizer