Kita tentu sudah pasti tau, dan sudah mengenal bahkan mungkin sudah hafal dengan yang namanya rukun islam. Disekolah dulu kita telah di ajari oleh guru2 kita tentang itu.
Akan tetapi khatib menduga bahwa, ini masih perlu kita baca2 ulang.
Kalau dalam rukun iman ada pernyataan bahwa kita di harus beriman kepada Allah, maka itu sebenar nya substansinya lebih mengarah ke dalam diri kita.
Akan tetapi kalau dalam rukun islam ada persyaratan pengakuan akan keesaan allah, maka itu tidak lagi kedalam, keluar. Dia membutuhkan pihak lain.
Contohnya syahadat:
Ketika kita berkata saya bersaksi tidak ada Tuhan yang haq disembah kecuali hanya Allah swt. Maka kesaksian kita itu kita arahkan kepada pihak lain sehingga pihak lain itu mengetahui bahwa kita seorang muslim dan kita mempunyai hak dan kewajiban terhadap rukun2 itu.
Jadi hakikat rukun islam itu, ada kaitannya dengan pihak lain. Karena kita manusia adalah mahkluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri lautan jauh lebih luas dari daratan. Kebutuhan kita jauh lebih banyak dari kemampuan kita, karena itu setiap rukun dalam rukun islam itu ada kaitannya dengan pihak lain.
Salat pun demikian, bapak2 kamuslimin punya keterkaitan dengan pihak lain, Alquran menggaris bawahi bahwa celaka orang2 yang salat yang tidak memperhatikan substansi salatnya. Substansi salat itu adalah mengagungkan Allah, iklas kepadanya dan yang lebih penting bersedia memberi bantuan kepada orang lain.
Zakat juga demikian, Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat islam untuk dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya. tidak seorang muslim pun yang bebas dari zakat. Kalau bukan zakat harta maka itu adalah zakat fitrah.
Puasa apalagi, punya keterkaitan dengan pihak lain.
Haji juga demikian, siapa yang akan melaksanakan ibadah haji hendaknya ia jangan bertengkar, hendaknya ia menjalin hubungan baik dengan semua orang.
Demikian lah khutbah kita yang pendek ini tentang substansi rukun islam, dimana 5 dasar rukun islam ini punya keterkaitan dengan pihak lain. Karena itu kata Nabi Muslim yang baik itu adalah seorang yang Selamat orang lain dari gangguan lidah dan lisannya.
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Wa'alaikumsalam wrwb.
Rujukan: Prof. Dr. M.Quraish Shihab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar