Hukum Shalat Khusuf dan Kusuf:
Hukum jedua shalat ini sunnat ma'akkadah
bagi setiap muslim dan muslimah baik yang sedang mukim atau safar.
Pelajaran yang Diambil dari Gerhana
Gerhana mendorong seseorang untuk ikhlas
dalam mengesakan Allah serta melakukan keta'atan dan menjauhi kemaksiatan dan
dosa serta takut kepada Allah dan kembali kepada-Nya.
1.
Allah SWT berfirman,
"Dan tidaklah Kami turunkan ayat-ayat Kami kecuali
untuk menakut-nakuti (hamba)." (QS. Al-Isra': 59)
2.
Dari Abu Mas'ud al-Anshary ra berkata, Rasulullah saw
bersabda, " Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda dari tanda-tanda
kebesaran Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya, dan keduanya tidaklah terjadi
gerhana dikarenakan hidup atau matinya seseorang maka apabila kalian melihatnya
maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah sehingga keduanya hilang."
(Muttafaq 'alaih)
Sebab-sebab Gerhana
Aapabila erjadi
gerhana bulan ataupun matahari manusia dianjurkan untuk melakukan shalat di
mesjid-mesjid atau di rumah-rumah sekalipun di mesjid itu lebih utama, Dan
hikmah dibalik itu adalah menakut-nakuti hamba-Nya agar kembali kepada Allah.
Sifat Khutbah Shalat Gerhana
Disunnahkan bagi
imam untuk melakukan khutbah setelah shalat gerhana untuk mengingatkan manusia
akan kejadian yang besar ini agar hati-hati mereka menjadi lunak kemudian
meminta mereka untuk benyak berdoa dan istighfar. Dari Aisyah ra berkata, telah
terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah saw lalu beliau melakukan shalat
dan memanjangkan berdirinya lalu ruku' dengan ruku' yang panjang kemudian
berdiri lama tetapi lebih pendek dari yang pertama kemudian ruku' dan sujud
dengan memanjangkan keduanya, lalu berdiri untuk raka'at kedua kemudian ruku'
yang panjang tetapi lebih pendek dari ruku' yang pertama kemudian mengangkat
kepalanya untuk berdiri lama tetapi lebih pendek dari yang pertama kemudian
ruku' dan sujud.
Lalu Rasulullah saw menyelesaikan shalatnya dan matahari
telah kelihatan kembali maka beliau berkhutbah memuja dan meuji Allah SWT dan
bersabda, Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda dari
tanda-tanda kebesaran Allah dan keduanya tidaklah terjadi gerhana dikarenakan
hidup atau matinya seseorang maka apabila kalian melihatnya maka bertakbirlah
dan berdoalah kepada Allah serta lakukanlah shalat dan bersedekahlah wahai umat
Muhammad, sesungguhnya tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah ketika
melihat hamba-Nya melakukan perzinahan wahai umat Muhammad seandainya kalian
mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit
tertawa, saksikanlah bukankah telah aku sampaikan." (HR. Muttafaq 'alaihi).[1]
KEUTAMAAN :
Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dia berkata :
كُنَّا
عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتْ
الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجُرُّ
رِدَاءَهُ حَتَّى دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلْنَا فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ
حَتَّى انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا
رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
“Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam lalu terjadi gerhana matahari. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam berdiri dan berjalan cepat sambil menyeret selendangnya hingga
masuk ke dalam masjid, maka kamipun ikut masuk ke dalam masjid. Beliau
lalu mengimami kami shalat dua rakaat hingga matahari kembali nampak
bersinar. Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan
tidak mengalami gerhana disebabkan karena matinya seseorang. Jika kalian
melihat gerhana keduanya, maka dirikanlah shalat dan berdoalah hingga
selesai gerhana yang terjadi pada kalian.” (HR. Al-Bukhari no. 1040)
SUMBER : ADIN DARMAWAN TERSEDIA DI : http://www.blogkmp.net/2012/06/hukum-dan-keutamaan-shalat-gerhana.html