Selamat datang di blog Zainal Masri- semoga ada manfaatnya dan bernilai Ibadah disisi Nya serta menjadi cemety buat generasi yang akan datang.Amiin ya Rabbal 'Alamiin. Blog ini berisi tentang serba-serbi my prestasi-prestasi yang pernah diraih,, harapan: galilah potensi kita menjadi prestasi” jangan pernah berhenti melakukan aktifitas-aktifitas positif untuk mengukir prestasi ..Allah menciptakan manusia dengan sempurna, Allah memberi banyak potensi/kemampuan. Tugas kita adalah: mencari-menggali-menemukan-menmgembangkan dan meningkatkan kemampuan diri tersebut. Moment adalah peluang yang diberikan Allah kepada kita untuk maju, Allah tidak pernah memberi amanah/beban yang kita tidak mampu. Sukses/takdir baik diberikan kepada mereka yang optimis. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat di antara manusia lainnya. Yakinlah Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-nya. Doa adalah senjata kita yang paling Ampun. Usaha-Ikhtiar-Do,a. Kalau sabar menunggu masa, Insyaallah..��☕☕☕

Selasa, 01 Januari 2019

Guru PAI Adalah suri tauladan umat


 (18-12-2018)
"GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ADALAH SURI TAULADAN UMAT"

Disusun Oleh : Zainal Masri- PAMTS07


hadirin  yang berbahagia..
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa ajaran Islam mengajarkan kepada kita agar didalam hidup ini selalu bertindak benar, memelihara prinsip-prinsip luhur, suri keteladanan yang mulia guna untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup. Akan tetapi dalam perjalanan hidup ini, seiring dengan perkembangan zaman, yang didukung oleh kemajuan teknologi dan komunikasi. Kita umat Islam, telah dihadapkan kepada berbagai tantangan dan masalah. Salah satu masalah yang besar yang dihadapi  oleh umat islam  hari ini adalah masalah wibawa Seorang Guru. Ada guru yang tega memukul anaknya muridnya sendiri. Ada guru yang mencabuli anak didiknya, ada guru yang melakukan bunuh diri dan membunuh anaknya sendiri.


Jadi berdasarkan peristiwa-pristiwa ini  Nampaknya guru di satu sisi, tidak bisa lagi di gugu dan ditiru. Tapi dilain sisi murid ataupun umat tidak mengerti perasaan  guru.  Kenapa masalah wibawa ini bisa rusak. Karena tidak adanya keteladanan.


Salah satu contoh yang bisa kita angkat ke permukaan minsalnya dari kisah nyata  salah seorang guru besar pakar fisika yaitu Prof Dr. Paul Ehrenfes. Dalam kapita selekta pendidikan jilid yang pertama yang dikarang oleh M. Natsir. Terjadi di negeri belanda. Paul ehrenfes ini salah seorang guru fisika. Namanya mashur, kaya raya, dan   dikenal dimana-mana. Dan dia dikenal sebagai orang yang bergaul baik dengan masyarakat sekitarnya. Namun suatu waktu terjadi suatu peristiwa yang sangat menggemparkan. Sang prof. Guru besar pakar fisika ini membunuh dirinya sendiri dengan pistol. Dan lebih gempar lagi sebelum itu ia telah membunuh anak kandungnya juga dengan pistol. Semua orang kaget kenapa itu bisa terjadi. Seorang guru. Intelegtual, tapi kenapa dia sampai membunuh diri dan lebih dahsyat membunuh anaknya sendiri.



Akhirnya pertanyaan itu terjawab dengan sebuah surat yang ditemukan oleh kerabat dekatnya yaitu Prof. Khocmad. Didalam surat itu beliau menyatakan kekecewaan hidupnya.  “saya memang seorang guru, telah mendapatkan ilmu yang banyak, kekayaan yang banyak. Tapi saya merasakan hidup ini hampa. Lebih hampa lagi waktu saya kecewa menemui anak saya yang akan saya harapkan mewarisi ilmu dan kekayaan saya ternyata otaknya tidak normal. Kalau otaknya tidak normal untuk apa dia hidup. Karena binggung itulah akhirnya saya tekat bunuh diri dan bunuh anak saya. Demikian pengakuannya terus terang kepada sahabatnya prof. Kochmad

                Kenapa hal ini bisa terjadi ini di jawab oleh pak natsir. Karena orang ini sudah melupakan Allah. Dia bukan orang atheis, dia orang beragama tapi agama hanya sebagai simbol. Dia hanya bisa memberi contoh tapi tidak bisa dijadikan contoh. Kenapa ?? karena pendidikan yang diterimanya selama ini adalah pendidikan sekuler yang jauh dari nilai-nilai tauhid. Karena dengan tauhidlah manusia akan menjalin hubungan baik dengan Allah. Kalau manusia tidak bertauhid maka akan terputuslah hubungan manusia dengan Allah.[1]


 Inilah yang di ingatkan Allah dalam surat alhasir : 59




Jangan kamu menjadi orang yang lupa kepada Allah, lupa kepada Allah bukan lupa dikepalanya tapi di hatinya. Tidak mau tau dengan Tuhan Allah “fa annsahum ammfusahum” maka akhirnya mereka lupa diri. Waula ika humul faasikuun “ orang yang lupa diri akhirnya melakukan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas itulah orang-orang yang fasik.

Demikian kaumuslimin , kalau guru jauh dari nilai-nilai Agama Islam. Namun kita masih bersyukur kepada Allah masih ada guru yang bisa dijadikan contoh oleh umat karena kebaikannya. Guru itu tak lain dan tak bukan adalah guru pai. karena dia adalah orang yang mengerti dengan agama. Tinggal Lagi Bagi Kita Untuk Dapat Mensyukurinya Dengan Mencontoh Akhlak Rasulullah SAW. (Alahzab : 21)
 

Demikianlah yang dapat kita sampaikan, kesimpulannya adalah :

1.        Guru agama islam adalah sosok yang digugu dan ditiru, bukan saja oleh peserta didik tetapi juga oleh umat karena ia adalah orang yang mengerti dengan agama Untuk  itu marilah kita menjadi guru agama yang berahklak dengan berusaha menauladani Rasulullah SAW.



Fa’tabiru ya ulil abshar la’allakum turhamuun.



[1] sumber rujukan : M. Natsir, Kapita Selekta Pendidikan Jilid l, jakarta, 1954. h.116